Cuma ada satu “Slash”

Cuma ada satu “Slash”

Entah siapa pun itu gitaris favorit kalian, mereka cuma ada satu orang.

Kalian tidak perlu menjadi seperti mereka, membuat grup band sebesar GNR atau Mr.Big karena GNR hanya satu dan selamanya tetap satu.

Tidak ada yang bisa menggantikan Slash di GNR karena Slash hanya satu orang.

Jadi tidak ada gunanya bercita-cita jadi si A si B atau yang lain.

Sebaliknya kita HARUS berusaha menjadi diri kita sendiri.

Kita boleh mengidolakan siapapun namun kita harus kembali menjadi diri kita sendiri.


http://hattershostels.com/wp-content/uploads/2014/10/slash.jpg


Kita mungkin punya kesempatan kecil untuk menciptakan teknik baru namun bukan berarti kita tidak berpeluang menciptakan mahakarya yang besar.

Sangat perlu untuk menemukan karakter musik kita sendiri daripada berusaha mengikuti karakter dengan orang lain.

Siapa orang ke sepuluh yang mendarat di bulan?

Orang hanya mengingat Neil Amstrong sebagai orang yang pertama kali menginjakkan kaki ke bulan dan tak banyak yang bisa mengingat puluhan orang berikutnya.

Itulah mengapa kita harus berusaha menjadi versi terbaik dari diri kita sendiri daripada menjadi orang lain.

Bicara masalah skill, banyak diantara kita yang skill nya menyaingi gitaris papan atas dunia. Namun tidak banyak dari kita yang bisa duduk sejajar dengan mereka. Bukan karena kita kalah tapi karena kita memainkan musik yang sudah mainstream di luar sana.

Beberapa gitaris kita yang  akhirnya membuktikan diri dengan menjadi diri mereka sendiri dipadu dengan rasa lokal yang kental ternyata tidak hanya dapat melambungkan nama mereka di ranah internasional tapi juga mengangkat budaya dan  menunjukkan bahwa bangsa ini juga punya gitaris-gitaris handal.

Sebutlah Balawan dengan musik Bali nya.

Jazz  bukan barang baru di genre musik dunia namun ketika dipadukan dengan nuansa musik tradisional Bali semuanya jadi seakan baru sekaligus membawa angin baru nuansa musik dunia.

Bicara tentang musik tradisional nusantara, tiap daerah memiliki keunikan masing-masing. Namun tidak banyak yang diangkat ke ranah internasional karena banyak dari kita asyik dengan musik-musik luar.

Katanya kalau main musik tradisional itu kampungan dan gak modern.
Mungkin banyak dari kita yang tidak mengetahui bahwa banyak putra negeri ini yang tanpa kita ketahui sering bermain di luar negeri dengan membawakan sekaligus memperkenalkan musik tradisional Indonesia.

Mereka-mereka ini menyadari bahwa kembali ke identitas kita adalah sebuah kebanggaan yang harus dipertahankan sekaligus dilestarikan.

Musik tradisional kita terlalu sayang untuk didiamkan dan selalu menanti untuk dieksplorasi.

Ini sekaligus salah satu alternatif untuk mengatasi kebuntuan bermusik kita yang ketika sedang suntuk.

Jadi berusaha menjadi diri sendiri dan mengeksplorasi musik mulai dari musik “kampungan” jauh lebih berharga. Bukan hanya sekedar bertujuan untuk menjadi terkenal tapi juga jauh daripada itu untuk terus menghidupkan musik kita sendiri, budaya kita.

Banyak hal yang bisa digali dan dieksplorasi.

Jadilah diri sendiri.


0 Response to "Cuma ada satu “Slash”"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel